Wisata

Gunung Wijil, Wisata unik Di Desa Kupang Klaten

×

Gunung Wijil, Wisata unik Di Desa Kupang Klaten

Sebarkan artikel ini

Klaten (Metro Indonesia) – Gunung Wijil menjadi salah satu daya tarik tersendiri bagi masyarakat sekitar khusunya Klaten Jawa Tengah. Gunung wijil adalah bukit kecil di tengah pedesaan Desa Kupang Kecamatan Karangdowo Kabupaten Klaten, dan ada beberapa makam diatas puncak bukit tersebut.
Sebenarnya lokasi merupakan makam yang memang cukup terkenal dalam penhebaran syiar Islam yakni Makam Syeh Joko yang merupakan murid Joko Tingkir yang juga cikal bakal adanya makam di Gunung Wijil ini.
Selain itu, ada makam Ki Ageng Lokojoyo maupun Makam Raden Ayu Yudorono yang merupakan Makam Nyai Sedah Merah yang selama hidupnya tidak mempunyai suami.
lokasi Gunung Wijil ini sendiri banyak digunakan orang-orang untuk mecari berkah mulai dari ingin mencari kekayaan harta benda atau penglarisan atau jabatan yang diinginkan. Banyak orang yang ingin mencari pesugihan di lokasi ini, dengan nepi atau ritual khusus.
Tak heran jika pada malam-malam tertentu yang dianggap sakral seperti Selasa kliwon atau Jumat kliwon banyak peziarah atau pelaku ritual pesugihan yang datang ke lokasi ini. Mereka umumnya mendapatkan arahan guru spiritual masing-masing sebelum datang ke Gunung Wijil,
Namun ada sejumlah pantangan yang wajib dipatuhi para Peziarah atau pelaku ritual yang datang ke makam ini. Salah satunya pengunjung wanita yang sedang datang bulan dilarang masuk ke makam. Dikarenakan dalam keadaan kotor atau tidak suci. Hal ini juga terjadi di beberapa daerah daerah lain yang dianggap sakral karena dapat mengganggu ritual atau ziarah,
Konon katanya jika ada yang berani melanggar pantangan ini akan ada hal hal diluar nalar yang terjadi kepada orang tersebut. Namun ini hanyalah pantangan turun temurun dari sejak zaman dahulu, kita boleh percaya atau tidak tetapi tetap menghargai hal tersebut. Di sekitar kompleks makam ini sendiri terdapat beberapa tanaman yang bernama Widoro, yang dipercaya sebagai obat herbal bagi penderita sakit perut, mual-mual serta gejala masuk angin.
“Kalau untuk wisata religi, ada tempat-tempat untuk berziarah. Ada tiga titik yang memang terpandang yang biasanya untuk melakukan ritual atau sekadar ziarah, tetapi karena sedang pandemi , jarang orang yang datang kesini,” Tutur salah satu pedagang angkringan di sekitar Gunung Wijil pada Minggu (20/3/2022).
Gunung Wijil sendiri sebenarnya terdiri dari sejumlah lokasi yang digunakan ngalap berkah. Salah satunya tempat peristirahatan kerabat Keraton Surakarta adalah Astonohargo.
Orang yang pertama kali memberikan nama Gunung Wijil ini adalah erang Pramijil. Eyang Pramijil ini adalah kerabat dari Joko Tingkir. Jadi kisaran Wijil ini ditemukan pada waktu kerajaan Pajang.
“Kalau pendapat saya terkait pesugihan di sini itu nggak ada. Adanya orang ritual permintaan, misalnya orang cari derajat diangkat atau kewibawaan atau pelarisan buat dagang di makam Gunung Wijil ini,” tutur mbah Kemis selaku Juru Kunci Gunung Wijil.
Dilihat dari sisi lain, tempat ini merupakan lokasi yang cukup asri dimana banyak pepohonan yang rimbun dan dekat dengan persawahan, menambah kesan sejuk, di Gunung Wijil juga sering digunakan tempat bersantai kawula muda sampai orang tua untuk menghabiskan waktu sore hari, ditambah lagi prasarana yang memadai seperti toilet umum dan para pedagang yang berjualan disekeliling Gunung wiji.
Tetapi karena masih pandemi ,tempat wisata ini tetap buka tetapi masih sedikit pengunjung yang datang.
(Kontributor = Brelian putra)

Ikuti Kami di Google News klik https://news.google.com/publications/CAAqBwgKMPvkpwwwje21BA?hl=en-ID&gl=ID&ceid=ID%3Aen