Palembang,SuaraMetropolitan – Perpaduan cita rasa kuliner khas Nusantara kini hadir di Palembang melalui kehadiran Warkop Kopi Putra Agam, yang resmi membuka cabangnya yang ke-6. Mengusung konsep autentik dari ranah Minang dan Aceh, warung kopi ini menjadi magnet baru bagi penikmat kopi sekaligus pecinta menu sarapan tradisional yang sarat rasa dan kenangan.
Andrianis, Owner Warkop Putra Agam, menyampaikan bahwa konsep ini terinspirasi dari perjalanan panjangnya di dunia kuliner sejak tahun 1983.
“Alhamdulillah’ selalu saya pegang selama saya belajar dan menekuni usaha kuliner. Saya pernah menimba ilmu di Jakarta selama 12 tahun, kemudian membuka usaha di beberapa kota di Indonesia. Kini, saya merasa saatnya menghadirkan Warkop Putra Agam di Palembang,” ungkapnya.
Kehadiran Warkop Putra Agam di Palembang bukan tanpa alasan. Menurut Andrianis, banyak masyarakat Minang dan Aceh yang menetap di kota ini, namun sulit menemukan sarapan khas dari kampung halaman mereka.
Baca juga: Mantan Pemimpin Palembang Tersandung Korupsi, Eddy Santana: Apa yang Ditanam, Itu yang Dituai

“Setiap saya ke Palembang dan menginap di hotel, saya merasa bosan dengan menu sarapan yang itu-itu saja. Saya coba cari sarapan khas Minang, ternyata tidak ada. Padahal orang Padang banyak di sini. Maka, saya hadirkan tempat ini, sekaligus saya kolaborasikan dengan menu khas Aceh,” tambahnya.
Warkop ini menyajikan berbagai menu khas dari masing-masing daerah, seperti mie Aceh dan kopi Aceh yang didatangkan langsung bersama kokinya dari Aceh, serta kopi talua, martabak Mesir, dan sarapan bupet khas Minang dari Sumatra Barat.
“Yang membedakan Warkop Putra Agam dengan tempat lain adalah rasa otentik. Semua bahan dan kokinya langsung dari daerah asal. Kopi Aceh dan kopi talua, misalnya, itu tidak akan ditemukan di tempat lain di Palembang. Di sini satu-satunya,” tegas Andrianis.
Supervisor Warkop, Ipan, juga menambahkan bahwa menu andalan di tempat ini antara lain mie Bangladesh, mie Aceh, dan nasi goreng kampung. Antusiasme masyarakat sangat tinggi sejak masa soft opening beberapa hari sebelum grand opening berlangsung.
Baca juga: Korupsi Pasar Cinde: Rumah Para Tersangka Digeledah, Dokumen dan Pajero Putih Disita

“Responnya luar biasa, terutama dari warga Minang dan Aceh yang merasa rindu dengan makanan khas daerah mereka. Banyak yang bilang, tempat ini seperti rumah kedua untuk melepas rindu rasa,” kata Ipan.
Warkop ini juga didesain untuk semua kalangan. Interiornya luas dan nyaman, dengan area VIP serta ruang yang bisa digunakan untuk ngobrol santai atau bahkan pertemuan informal. Lokasinya pun strategis, berada tak jauh dari area Kambang Iwak pusat aktivitas warga saat pagi dan sore hari.
Saat ini, pemesanan secara online masih dalam proses pengembangan dan akan diumumkan segera. Untuk jam operasional, menu sarapan bupet khas Minang tersedia mulai pukul 07.00 sampai 12.00 WIB, sementara Warkop Putra Agam buka dari pukul 09.00 pagi hingga malam hari.
Meski menyajikan cita rasa otentik dan berkualitas tinggi, harga makanan dan minuman tetap dibuat ramah di kantong.
Baca juga: Politik Bisa Riang Bukan Selalu Tegang, Turnamen Sepak Bola Antar Pengurus Parpol Digelar di Sumsel
“Harga kita untuk menengah ke bawah, tapi rasa kita atas ke atas,” tutup Ipan.
Kehadiran Warkop Putra Agam juga mendapat apresiasi dari tokoh masyarakat sekaligus mantan Walikota Palembang, Eddy Santana Putra, yang turut hadir dalam Grand Opening.
“Alhamdulillah, hadirnya bisnis kuliner seperti ini di tengah masyarakat sangat positif. Setidak-tidaknya, semakin banyak anak-anak muda di Palembang yang punya ruang berkumpul, dan kota ini semakin ramai dengan aktivitas yang produktif,” ujar Eddy Santana.
Dengan kombinasi sajian autentik, lokasi strategis, dan suasana hangat yang ramah untuk semua kalangan, Warkop Putra Agam tak hanya menawarkan kuliner tapi juga menghadirkan nuansa kekeluargaan dan nostalgia di tengah hiruk-pikuk kota Palembang.







