Palembang,SuaraMetropolitan
Untuk mengoptimalkan pelayanan masyarakat di kota Palembang PT Transportasi Global Mandiri (TGM) menggelar uji Kompetensi bagi Pramudi Feeder LRT Musi Emas.
Uji Kompetensi Pramudi (UKP) bagi Pramudi Feeder berlangsung selama dua hari dan di ikuti oleh seluruh Sopir Feeder LRT beserta karyawan PT TGM.
Direktur Utama PT TGM Suhanto melalui Projek Manager Sari Mumpuni mengatakan bahwa pelaksanaan sertifikasi uji kompetensi bagi Pramudi sebagai bentuk apresiasi bagi sopir sudah sudah satu tahun bergabung dengan PT TGM.
Baca juga : Masih ada Tunggakan, Menhub Justru Bakal Tambah Rute Feeder LRT
“Kita menguji para Pramudi apakah mereka benar-benar mampu melayani masyarakat dan itu nantikan ada scorenya supaya memotivasi mereka apakah mereka bisa lulus atau tidak,”katanya.
Pada intinya, kata Sari, Pramudi ini melayani masyarakat jadi harus menguasai peraturan maupun dalam kenyamanan pelayanan karena dalam mengemudi siapapun bisa tapi yang mampu memberikan kenyamanan dan keamanan tidak semua maka inilah guna Uji Kompetensi Pramudi di PT TGM.
“Mereka (Pramudi) ini kan melayani masyarakat jadi harus menguasai percakapan baik dalam undang-undang maupun dalam pelayanan masyarakat jadi mencakup banyak hal, termasuk kepandaian mengemudi. Kalau mengemudi saja semua orang bisa tapi mengemudi yang baik sesuai dengan SPM yang ditentukan itu yang menjadi fokus di Feeder ini,”ujarnya.
Baca juga : Polda Sumsel Minta Publik Melaporkan Jika Anggota Polri Tidak Netral dalam Pemilu 2024
Dalam Uji Kompetensi ini, kata dia, Sopir diberikan pemahaman dalam peraturan perundang-undangan sesuai dengan standar minimum. “Kita terus menekankan kepada Pramudi agar mengemudi sesuai dengan SPM, sehingga pelayanan kepada masyarakat terus di tingkatkan,”ucapnya.
Sementara Pengamat Transportasi dari UNSRI Prof Erika Bukhori mengaku sangat mengapresiasi apa yang sudah di lakukan oleh PT TGM terhadap masyarakat kota Palembang dan patut di jadikan contoh.
“Uji kompetensi ini sangat penting supaya mereka menyadari tingkat pelayanan, kalau diluar negeri ada penelitian khusus untuk pelayanan misalnya terlalu banyak penumpangnya. Jadi diluar sana setiap ada masalah transfer waiting timenya selalu di evaluasi sedangkan kita disini yah begitulah, sebenarnya yang load Faktor sampai 200 persen sudah harus tambah mobil jadi kita minta sama DPRD agar di didorong,”ucapnya.
Saat ini, kata Prof Erika, di Palembang masih ada angkutan umum yang konvensional maka sebaiknya bergabung karena dibawah naungan PT TGM sopirnya jauh lebih sejahtera. Gaji UMR,Uang transport dan uang Pulsa, BPJS ketenagakerjaan dan BPJS kesehatan THR dan sebagainya.
“Kita berharap di gabung jadi satu dibina agar lebih sejahtera kehidupan sopir nya.”harapnya. (YN)