MetroIndonesia.co – Setidaknya Vietnam bisa sedikit lega. Sebanyak 16 orang yang terinfeksi virus corona berhasil disembuhkan dan telah keluar dari rumah sakit.
Sejak 13 Februari lalu sampai saat ini belum ada kasus baru yang dilaporkan.
Menteri Kesehatan Vietnam, Wakil Perdana Menteri Vu Duc Dam, menyebut ini seperti mereka tengah memenangkan sebuah pertempuran. Namun ia memastikan bahwa mereka harus tetap waspada.
“Jika pertempuran COVID-19 adalah perang, maka kami memenangkan putaran pertama tetapi bukan seluruh perang karena situasinya bisa sangat tidak terduga,” katanya seperti dilaporkan Aljazeera, Senin (2/3).
Para pejabat dan pakar kesehatan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menilai pemerintah Vietnam telah merespon situasi ini dengan cepat dan memberikan penanganan penyebaran dengan baik.
Wabah virus corona di Vietnam dimulai ketika dua warga negara China ditemukan menjadi kasus pertama di Kota Ho Chi Minh pada 23 Januari, hari pertama liburan perayaan Tahun Baru Imlek.
Pada 1 Februari, Vietnam secara resmi menyatakan virus corona sebagai epidemik, ketika jumlah kasus di negara itu meningkat menjadi enam.
Pada 13 Februari, kementerian kesehatan memerintahkan 10.600 penduduk Son Loi untuk tetap diisolasi selama 20 hari, setelah lebih banyak kasus dikonfirmasi.
Pejabat WHO memuji respon cepat Vietnam terhadap kasus ini.
“Negara ini mengaktifkan sistem responsnya pada tahap awal wabah, dengan mengintensifkan pengawasan, meningkatkan pengujian laboratorium, memastikan pencegahan, dan pengendalian infeksi serta manajemen kasus di fasilitas kesehatan, pesan komunikasi risiko yang jelas, dan kolaborasi multi-sektoral,” kata Park, pejabat WHO tersebut.
Vietnam berupaya mensosialisasikan apa saja yang harus dilakukan untuk proses penyembuhan dan pencegahan penularan. Usaha itu semakin gencar dilakukan ketika kasus bertambah menjadi 10.
“Belum ada obat untuk virus ini. Kami mengandalkan prinsip-prinsip dasar,” kata Wakil Menteri Kesehatan, Nguyen Thanh Long, dalam konferensi pers di Hanoi awal Februari.
Petugas kesehatan diinstruksikan mengikuti beberapa protokol untuk menilai infeksi dan tingkat keparahan virus.
Pertama, dokter diharuskan mengobati gejalanya, seperti demam. Kedua, pasien menjalani diet ketat dan bergizi. Langkah ketiga, menurut Nguyen, adalah memonitor tingkat saturasi oksigen dalam darah pasien.
Sementara upaya dilakukan guna menghilangkan infeksi di balik pintu rumah sakit, Vietnam juga menangguhkan kegiatan belajar, memperpanjang waktu istirahat sekolah untuk melindungi siswa.
Wakil Menteri Pendidikan dan Pelatihan Nguyen Huu Do mengatakan, “Keselamatan siswa harus ditempatkan di atas segalanya.”
Kementerian menginstruksikan sekolah untuk mensterilkan ruang kelas sebelum siswa melanjutkan kelas mereka.
Guru dan staf diminta mengingatkan siswa tentang kebersihan seperti mencuci tangan, dan melakukan pemeriksaan suhu pada siswa pada tiba di sekolah. Sekolah juga diharuskan menyiapkan formulir kesehatan yang digunakan untuk memantau siswa.