Pengambilan foto Untuk Trend Wedding 2021 di Taman hutan Raya Bunder

Gunungkidul (MetroIndonesia.co) – Pelaksanaan pengambilan foto atau foto model trend wedding untuk 2021 Di Taman Hutan Raya (Tahura), Bunder, Gunungkidul, dihadiri oleh Koordinator komunitas perias Gunungkidul bersama MAI Intan yang merupakan penggiat pariwisata dan budaya, dan 13 Orang foto model yang akan memperagakan, beserta beberapa Orang sebagai foto grafer, yang meliputi putra dan putri dari Komunitas Perias Gunungkidul.
Dari 13 Orang tersebut memperagakan berbagai gaya, dengan mengenakan pakaian model dan corak dengan motif yang berbeda – beda atau berganti – ganti model maupun warnanya.
Koordinator komonitas perias Gunungkidul, memberi keterangan kepada awak media bahwa acara ini akan dilaksanakan sebulan dua kali dengan tujuan menentukan atau memperagakan penerapan corak dan motif serta bahan pakaian yang akan dikenakan dalam acara – acara tertentu, Di Tahun 2021 nanti.
“Acara ini untuk menjajaki tampilan maksimal dalam pengenaan corak, motif serta bahan untuk model pakaian acara tertentu atau acara resmi, Di Tahun 2021 nanti,” paparnya.
Lebih lanjut Ia mengatakan bahwa Komunitas Perias Gunungkidul akan terus mengembangkan dan meningkatkan kwalitas dibidang tatarias atau tata busana, agar mampu bersaing mengikuti era milenial yang nantinya akan membawa dampak positif untuk Gunungkidul itu sendiri.
Dalam kesempatan yang sama Mai Intan, penggiat wisata dan budaya lokal, mejelaskan pengakuanya membangun homestay di area wisata pantai Krakal, itu merupakan keinginanya yang nantinya untuk mengaplikasikan berbagai seni dan budaya termasuk trend wedding tersebut.
“Saya membeli dan membangun homestay di area Krakal itu untuk mengaplikasikan budaya lokal Gunungkidul sekaligus seni busana lokalnya,” ungkapnya.
Lebih lanjut Mai, mengatakan selain sebagai aplikasi, homestay yang Ia bangun juga akan dijadikan tempat edukasi budaya, yang bertujuan agar masyarakat tidak melupakan warisan budaya peninggalan leluhurnya.
“Saya akan menceritakan kepada anak – anak mengenai nenek moyang beserta budayanya waktu itu, agar anak – anak dapat memahami dan tertanam benih asal usul mereka. Saya akan mengatakan, inilah kita sebenarnya. Inilah budaya kita,” Tandasnya.
(spd)