BeritaPendidikan

Dr. Parmin, M.Pd: SMA Perlu Paparan Program Unggulan

×

Dr. Parmin, M.Pd: SMA Perlu Paparan Program Unggulan

Sebarkan artikel ini
Dr. Parmin, M.Pd. (memegang mikropon) dalam sebuah acara talk show di stasiun televisi nasional

Berbicara tentang program-program unggulan sekolah, tidak terlepas dari kompetensi dan kualitas kepala sekolah yang mumpuni. Oleh karena itu, diperlukan kompetensi kepala sekolah untuk mendayagunakan seluruh potensi sekolah yang ada, terutama potensi sumber daya manusia (SDM), sarana prasarana dan dana.

“Termasuk budaya sekolah yang positif, dapat manjadi modal dasar untuk mengembangkan sekolah yang sesuai harapan warga sekolah, pemerintah, dan orang tua siswa.Kepala sekolah juga harus memiliki daya nalar yang visioner, kreatif dan inovatif,” kata pemerhati Pendidikan Sumatera Selatan Dr. Parmin, M.Pd kepada suarametropolitan.com, Sabtu (7/10).

Advertisement
Scroll kebawah untuk lihat konten

Mantan Kepala SMAN 4, SMAN Plus 17, dan SMAN 16 ini menambahkan, visi dan misi sekolah yang jelas menjadi pijakan utama bagi seluruh warga sekolah dan stake holder atau pemangku kepentingan. Tujuannya jelas untuk menjadikan sekolah lebih realistis dalam menggapai cita-citanya dalam upaya untuk menjadikan sekolah yang lebih bermutu.

“Penyusunan visi dan misi sekolah harus melibatkan semua warga sekolah (siswa, guru, pegawai) pengawas sekolah, orang tua siswa atau komite sekolah, dan para stake holder. Visi dan misi sekolah perlu dibangun secara buttom-up atau dengan menyerap aspirasi “dari bawah”, yaitu dengan mendengarkan masukan dari seluruh pihak-pihak tersebut,” ujar Parmin yang memperoleh gelar Doktor dari beasiswa Pemerintah Provinsi Sumsel ini.

Visi dan misi sekolah harus “membumi” dan sesuai dengan keadaan nyata sekolah. Berdasar potensi sekolah dan hasil evaluasi diri sekolah yang diperoleh secara komprehensif serta berdasar hasil Rapor Pendidikan. Rapor Pendidikan untuk Satuan-Satuan Pendidikan, termasuk SMA, yang diterbitkan oleh Kemendikbudristek, merupakan potret dan profil sekolah berdasarkan hasil Asesmen Nasional (AN) dan aspek-aspek lain, dapat dijadikan sebagai data primer dalam menyusun program sekolah.

Program unggulan sekolah dimaksudkan sebagai rencana kegiatan sekolah yang diharapkan hasilnya nanti dapat “berbicara” lebih banyak baik pada kegiatan-kegiatan kompetitif. Baik nantunya menyakut di level provinsi, nasional, maupun internasional yang dapat mengangkat nama baik dan mengharumkan Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan, khususnya dalam dunia pendidikan melalui Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Selatan.

Indikator program sekolah yang termasuk program unggulan prioritas adalah kegiatan-kegiatan yang memiliki daya saing tinggi dan mampu berkompetisi di level provinsi, nasional dan/atau internasional. Tim penyusun program unggulan sekolah harus melaksanakan kajian yang benar-benar komprehensif terhadap sumber daya yang dimiliki oleh sekolah.

“Sumber daya yang utama adalah ketersediaan SDM unggul, termasuk guru dan siswa dengan mempertimbangkan ketersediaan sarana dan dana yang ada,” ungkap putra kedua dari delapan bersaudara ini.

Sangat penting untuk mengetahui kemampuan istimewa dan kelebihan para siswa melalui pendalaman kompetensi terhadap minat, bakat dan kemampuannya. Melalui beberapa kali tes dan asesmen secara labih komprehensif. Kegiatan ini dapat dilakukan oleh guru BK atau Tim Asesmen Khusus yang dibentuk oleh pihak sekolah atau berkoaborasi dengan pihak-pihak yang relevan, antara lain psikolog, tenaga ahli atau pihak-pihak yang memiliki kompetensi dan memiliki instrumen yang tepat dan valid untuk mengukur kompetensi siswa.

“Tidak kalah penting adalah kompetensi SDM guru yang mumpuni yang akan menjadi pembina, nara sumber, pembimbing atau coach (pendamping) bagi peserta didik sebagai subyek utama yang akan melaksanakan program unggulan sekolah,” saran Parmin.

Jika ternyata karena sesuatu dan lain hal, kompetensi guru belum memnuhi harapan untuk menjadi pembina siswa dalam pelaksanaan program unggulan sekolah, maka pihak sekolah harus segera melakukan aksi dan secara serius. Caranya antara lain berkolaborasi dengan pihak-pihak lain yang diharapkan dapat menjadi narasumber utama dalam merealisasikan program unggulan sekolah.

Selain aspek SDM dan sarana/pra sarana serta sumber dana, kepala sekolah dan tim penyusun program unggulan sekolah juga sangat perlu mempertimbagkan aspek-aspek lain. Misalnya dukungan Dinas Pendidikan, komite sekolah, serta pengkajian terhadap regulasi-regulasi yang ada.

Program unggulan sekolah perlu dibahas terlebih dahulu di level sekolah dengan melibatkan unsur-unsur dari warga sekolah meliputi guru, siswa, pengurus komite sekolah dan pengawas sekolah serta unsur pemangku kepentingan.

Untuk meningkatkan pemahaman terutama bagi kepala sekolah dan tim menajeman mutu sekolah terhadap variasi program unggulan sekolah, maka diperlukan sarana untuk berdiskusi secara kritis dan bertukar pikiran secara konstruktif. Tujuannya untuk membahas dan membangun pemahaman yang lebih luas dan mendalam terhadap penyusunan program unggulan sekolah.

“Wadah tersebut dapat berupa ajang paparan program unggulan sekolah dan/atau Focus Group Discussion (FGD) berupa diskusi panel yang menampilkan penyajian program-program unggulan sekolah di hadapan tim panelis atau para narasumber dan pemrasaran yang berkompeten antara lain dari unsur Dinas Pendidikan, pengawas sekolah, praktisi pendidikan, dan media massa,” usul Parmin.

Dari ajang ini, sekolah dapat mengetahui program-program unggulan sekolah lain sehingga dapat memperkaya wawasan dan mampu mendorong sikap berkompetisi secara sehat dan obyektif. Pemahaman kepala sekolah dan tim menajeman mutu yang utuh terhadap berbagai latar belakang sekolah yang berbeda-beda, diharapkan dapat meningkatkan kompetensi kepala sekolah dan tim manajemen mutu lebih lentur dan fleksibel dalam menyusun program yang lebih realistis.

“Sikap jujur, obyektif dan bersaing secara sehat diharapkan mampu mendorong budaya positif sekolah guna meraih prestasi dan membangun kualitas dan budaya mutu sekolah yang lebih baik dan maju sesuai dengan ciri khas dan kemampuan sekolah masing-masing serta menjauhkan dari sikap diskriminatif,” pungkas Parmin. (Ron)

 

 

Ikuti Kami di Google News klik https://news.google.com/publications/CAAqBwgKMPvkpwwwje21BA?hl=en-ID&gl=ID&ceid=ID%3Aen

Tinggalkan Balasan