Kediri,SuaraMetropolitan – Bertempat di Aula Fakultas Ushuluddin dan Dakwah (FUDA) IAIN Kediri pada Selasa (10/09/2024). Acara ini berlangsung dalam rangka Studium Generale atau mata kuliah wajib yang berupa kuliah umum untuk menambah wawasan dan pengetahuan Mahasiswa bertajuk Program Studi Tasawuf dan Psikoterapi: “Prospek Masa Depan Menuju Indonesia Sehat Mental”.
Hadir juga Ketua Konsorsium Tasawuf dan Psikoterapi Indonesia sekaligus dosen UIN Fatah Palembang, R. Wijaya, sebagai narasumber. Dalam pemateri tersebut Ia membahas relevansi tasawuf dan psikoterapi dalam menghadapi tantangan mental yang semakin kompleks di era modern.
Sekaligus penandatanganan nota kesepahaman (MoA) antara DR. Wijaya dan Prodi Tasawuf dan Psikoterapi, menandai awal kerjasama strategis dalam pengembangan program pendidikan ini.
Kepala Program Studi Tasawuf dan Psikoterapi, Yuli Darwati, yang menekankan pentingnya keseimbangan antara kesehatan mental dan spiritual di tengah derasnya arus modernisasi dan teknologi.
Baca juga: Penjelasan Jubir Kemenag, Soal Pemanggilan Menag oleh Pansus Hak Angket Haji DPR
“Program studi ini hadir sebagai jembatan bagi mereka yang ingin menemukan keseimbangan antara kesehatan mental dan spiritual,” ungkapnya.
Dekan Fakultas Ushuluddin dan Dakwah, H. A. Halil Thahir, menambahkan bahwa modernisasi tidak hanya membawa kemudahan, tetapi juga berbagai masalah baru yang memicu persoalan mental. Ia menekankan perlunya solusi menyeluruh, yakni kombinasi antara pendekatan psikologi modern dan spiritualitas tasawuf.
R. Wijaya mengajak peserta untuk melihat tasawuf sebagai solusi mengatasi ketidakseimbangan dalam kehidupan modern. Ia menekankan bahwa pendekatan biopsikososialspiritual yang diusung oleh tasawuf efektif dalam mencapai keseimbangan antara aspek fisik, mental, sosial, dan spiritual.
“Tasawuf bukan hanya ajaran spiritual, tetapi juga pendekatan holistik yang bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari,”ajaknya.
Baca juga: Update! Berikut Format Baru Buku Nikah 2024
Ia berharap agar tingginya terhadap masa depan program studi Tasawuf dan Psikoterapi. Lulusan program studi ini diharapkan menjadi konsultan kesehatan mental yang handal sekaligus agen perubahan yang mampu memperkuat kesejahteraan spiritual masyarakat.
“Kesehatan mental bukan hanya soal pikiran, tetapi juga soal jiwa. Di situlah tasawuf memainkan perannya,” tutup R. Wijaya.
Menurutnya, Acara ini memberikan wawasan baru tentang bagaimana tasawuf dan psikoterapi dapat saling melengkapi untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang lebih sehat, baik secara mental maupun spiritual.
“Harapannya, dengan pemahaman yang lebih mendalam, kita semua dapat menghadapi tantangan kehidupan modern dengan lebih tenang dan seimbang.”harapnya.
Diskusi interaktif pun berlangsung, di mana para peserta mengajukan pertanyaan tentang cara praktis mengintegrasikan konsep tasawuf dalam kehidupan modern. Beberapa peserta juga menyuarakan kekhawatiran tentang kondisi mental generasi muda di tengah tekanan hidup yang semakin besar.