Jakarta, (Metro Indonesia) – Peningkatan pemanasan global dampak dari perubahan iklim (climate change) telah membuat iklim di daerah Greenland menghangat. Hal ini diprediksi akan menghadirkan ancaman banjir global.
Ini merupakan riset dari para peneliti dari University of Leeds yang dipimpin oleh Thomas Slater yang dipublikasikan di Jurnal Nature Communications, dikutip CNBC Indonesia Senin (15/11/2021).
Dalam penelitian ini pertama kalinya data satelit digunakan untuk mendeteksi limpahan lapisan es Greenland. Limpahan lapisan es merupakan penelitian fenomena pencairan es dari luar angkasa.
Dalam penelitian itu disebutkan 3,5 triliun ton lapisan es Greenland telah mencair selama satu dekade terakhir telah menaikkan permukaan laut global sebesar 1 sentimeter (cm) dan meningkatkan risiko banjir di daerah pesisir di seluruh dunia.
Lapisan es di Greenland mengandung air beku yang cukup untuk mengangkat permukaan laut sekitar 6 meter secara global, dan peristiwa pencairan ekstrem di sana telah meningkat frekuensinya selama setidaknya 40 tahun.
Para peneliti mengatakan limpasan air lelehan Greenland telah meningkat sebesar 21% selama empat dekade terakhir. Sepertiga es yang menghilang dalam dekade terakhir datang hanya dalam dua musim panas yang panas pada 2012 dan 2012, seperti dikutip dari Japan Times.
“Seperti yang telah kita lihat dengan bagian lain dunia, Greenland juga rentan terhadap peningkatan peristiwa cuaca ekstrem,” kata Thomas Slater, penulis utama penelitian ini. “Saat iklim kita menghangat, masuk akal untuk mengharapkan bahwa contoh pencairan ekstrem di Greenland akan lebih sering terjadi.”
Para peneliti tersebut mengatakan bahwa data satelit telah memungkinkan mereka untuk dengan cepat dan akurat memperkirakan berapa banyak es yang hilang di Greenland pada tahun tertentu, dan mengubahnya menjadi kenaikan permukaan laut.
“Perkiraan model menunjukkan bahwa lapisan es Greenland akan berkontribusi antara 3-23 cm terhadap kenaikan permukaan laut global pada tahun 2100,” kata rekan penulis penelitian itu, Amber Leeson dosen senior Ilmu Data Lingkungan di Universitas Lancaster Inggris.
“Perkiraan limpasan antariksa baru ini akan membantu kita untuk memahami proses pencairan es yang kompleks dengan lebih baik … dan hanya memungkinkan kita untuk memperbaiki perkiraan kenaikan permukaan laut di masa depan.