Palembang,SuaraMetropolitan – Komunitas Masyarakat Anti Korupsi Indonesia (K MAKI) menduga adanya setoran uang jalur untuk memuluskan atau melancarkan Kapal Tongkang Batubara melintas lewat yang berdampak merobohkan jembatan Lalan.
“Lalu lalangnya tongkang super jumbo di alur sungai Lalan diduga karena ada uang jalur yang di terima oknum KSOP dan Dishub Muba karena 2016 jembatan Lalan ini sudah bergeser di tabrak tongkang,”kata Deputi K-MAKI Feri Kurniawan kepada wartawan media SuaraMetropolitan.com
Karena, kata Feri Muatan Kapal Tongkang Batubara tidak sesuai dengan ketinggian jembatan yang akan dilintasinya seperti beberapa tahun lalu yang menyebabkan Jembatan P.6 Lalan tersenggol dan nyaris roboh.
“Ketinggian muatan Batubara yang menyebabkan jembatan lepas dari Abutmen atau kepala tiang jembatan sejak 2016 sudah terdeteksi,”ujarnya.
Baca juga: Isi Kesepakatan Pembangunan Jembatan P.6 Tidak Jelas, K MAKI: Siapa Yang Bertanggung Jawab?
Setelah itu, lanjut Feri, Kepala Dinas PUPR Muba memberikan peringatan agar Kapal Tongkang tidak diperbolehkan untuk melintasi jalur dibawah jembatan P.6 Lalan.
“Setelah ditabrak tongkang tahun 2016, Kadis PUPR saat itu meminta tongkang tidak lagi melintas di bawah jembatan atau hanya perahu Jukung saja yang angkut Batubara,”ujarnya lagi.
Namun sayangnya, kata Feri, Kepala Dinas PUPR tersebut justru di copot dari jabatannya karena membuat peraturan yang diduga akan menggagalkan setoran ke oknum tersebut.
“Bukannya mendapat apresiasi malah Kepala Dinas PUPR saat itu di copot karena diduga lancang halangi bisnis untung triliunan milik konglomerat batubara.”Imbuhnya.
Baca juga: Pj Gubernur Elen Setiadi Teken Berita Acara Kesepakatan Bersama Pembangunan Jembatan P6 Lalan Muba
Kemudian,Jembatan yang sudah dalam keadaan genting karena sudah tak lagi simetris dan tinggal senggol jatuh ke sungai di diamkan tunggu tongkang jatuhkan jembatan ke dalam sungai.
“Setelah jembatan jatuh semua pihak diduga sibuk mencari alasan agar pengusaha dan APAU tidak mengganti jembatan P.6 Lalan yang bernilai ekonomis tinggi untuk masyarakat Lalan.”ulasnya.
Sehingga pada akhirnya, menelan korban jiwa dan uang miliaran rupiah dampak tertabraknya Jembatan P.6 Lalan tersebut seolah pemerintah tutup mata demi kepentingan pribadi.
“5 nyawa dan jembatan seharga Rp. 300 milyar seolah tiada berarti untuk Pemkab Muba dan Pemprov Sumsel.”tandasnya.