Palembang, SuaraMetropolitan – Upaya mempercantik tampilan wajah Kota Palembang, PJ Walikota Ratu Dewa akan menghapuskan puluhan halte yang sudah tidak layak pakai. Total keseluruhan halte yang tersebar di Palembang berjumlah 216 halte, 21 halte yang sudah tidak layak pakai akan dihapuskan secara bertahap.
Sedangkan 195 halte lainya akan diperbaiki dan juga diperindah. Proses penghapusan halte dilakukan secara simbolis oleh Ratu Dewa di Halte UBD B yang berada di Jenderal Ahmad Yani, Jumat (6/10). Saat melakukan penghapusan halte, PJ Walikota Palembang ini terlihat memegang palu dan juga mesin las.
“Kebetulan saat saya baru dilantik kemarin. Salah satu tampilan dan wajah kota adalah yang berkaitan dengan halte, diinisiasi Dishub Kota Palembang ada 216 halte. Saya minta halte yang tidak layak pakai untuk segera dihapuskan dan ada total 21 halte dihapuskan selebihnya diperbaiki,” kata Ratu Dewa.
Dewa menambahkan, akan meminta agar halte-halte di Kota Palembang dipercantik dan diperindah sehingga tampilan wajah kota palembang lebih menarik. Dimulai hari ini proses penghapusan halte yang sudah tidak layak akan terus dilakukan, begitu juga dengan proses perbaikan halte.
Secara terpisah, sosiolog dan juga salah satu inisiator berdirinya PT.Sp2J, Dr, H R Wijaya menyayangkan penghapusan tersebut. Seharusnya jangan dihapuskan tapi direvitalisasi semuanya. Pertimbangannya karena awal-awal meletakan titik di mana halte itu ditempatkan berdasarkan kajian.
“Ketika kita membangun halte itu perlu perjuangan dan pengorbanan moral dan material. Seharusnya PJ Walkot Palembang itu menghidupkan kepada moda tranportasi masyarakat “Transmusi’. Itukan kerjaan Walkota setetelah ESP menghabiskan management Transmusi dan diganti dengan orang yang tidak memiliki kemampuan,” kata Wijaya.
Wijaya juga menilai ada upaya penghancuran BUMD SP2j Itu secara sistematik dan massif. Sebagai contohnya dulu pembayarannya sdh menggunakan smart card bukan tunai.
“Dulu kami merancang smart card itu supaya tidak ada kebocoran keuangan. Kemudian para pengemudi dan kondekturnya mereka ganti secara serampangan. Padahal rektuitmennya operator Transmusi itu dilakukan seleksi begitu ketat dan dilatih kesamaptaannya di Raider 200. Kalau sekarang Manajer Transmusi diganti dengan orang-orang yg tidak kapabel berdasarkan Amfi atau anak, menantu, family, ipar. Ya akibatnya hancur,” kritik Wijaya. (Y.R/Ron)