BeritaBerita Daerah

Revitalisasi Pasar 16, MSP : Jangan Gunakan Cara Arogan Untuk Menutup Mata Pencarian Orang

×

Revitalisasi Pasar 16, MSP : Jangan Gunakan Cara Arogan Untuk Menutup Mata Pencarian Orang

Sebarkan artikel ini
Masagus Syaiful Padli, Anggota DPRD Provinsi Sumsel, Fraksi PKS saat di wawancarai, (foto.Fera).

Palembang,SuaraMetropolitan

Anggota DPRD Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) Masagus Syaiful Padli (MSP) mengharapkan agar revitalisasi pasar tradisional 16 Ilir dengan cara yang bijak bukan cara yang arogan.

Advertisement
Scroll kebawah untuk lihat konten

“Jangan menggunakan cara-cara yang arogan untuk menutup mata pencarian pedagang,”katanya saat di temui diruang kerjanya, Senin (18/12/2023).

Hal pertama perlu dilakukan, kata MSP, Buka terlebih dahulu pagar seng tersebut barulah ajak diskusi antara pedagang, Perumda Pasar dan juga PT BCR.

Baca juga : Dua Nama Mantan Walikota Palembang Disebut Anggota Komisi ll Terkait Persoalan Pasar 16 Ilir

“Agar Pemerintah kota Palembang memperhatikan para pedagang ajak duduk bersama, langkah awal harus di buka dulu seng yang menghalangi pembeli masuk , setelah seng ini d buka mungkin ada jalan keluarnya,”ucapnya.

Karena, kata dia, Sebelumnya Para Pedagang yang tergabung di P3SRS sengaja datang ke Fraksi PKS untuk menyampaikan aspirasinya yang di ketuai oleh Mgs Badaruddin bersama timnya.

“Timnya menyampaikan bahwa mereka terzolimi satu sisi kami ingin tunduk dengan aturan pemerintah disisi yang lain mereka juga punya keluarga yang harus di hidupi. Sebetulnya, kalau Pemerintah Kota Palembang Peduli kemelut seperti ini tidak akan terjadi,”jelasnya.

Baca juga : P3SRS akan Layangkan Surat Mosi Tidak Percaya Ke PJ Walikota Palembang

Hal seperti ini, kata MSP, sangat di sayangkan sampai terjadi, karena pemerintah kota Palembang hingga hari ini belum ada tindakan seolah tidak ada rasa kepedulian terhadap nasib para pedagang. Padahal ranahnya ada di pemerintah kota Palembang.

“Kami ingin para pedagang ini di dengarkan jadi jangan cuma di janjikan tapi harus ada realisasinya tindakan nyatanya paling tidak. Jangan sampai orang yang datang ke pasar 16 itu menjadi terhalang,kita sangat menyesalkan sampai terjadinya ini”tegasnya.

Selain itu,Pasar 16 ini adalah pasar yang bersejarah bukan hanya kota Palembang tapi juga Sumatra Selatan disini pusat perdagangan artinya banyak para pedagang yang menggantungkan nasibnya disini kalau ini ditutup pagar seng bagaimana mereka berjualan.

Baca juga : Launching Program Pencegahan Stunting di Kota Pagar Alam

“Kedepannya perlu adanya win win solution kalau misalnya pedagang ini diberikan kesempatan untuk berdagang kemudian proses pengurusan dengan pihak ketiga mungkin bisa sambil paralel tapi faktanya mereka pedagang tidak bisa,”tukasnya.

“Kami sebagai wakil rakyat dari dapil Palembang berharap persoalan ini harus segera diambil alih oleh pemerintah kota Palembang PJ Walikota, Dengan cara duduk bersama pedagang. Sehingga saya yakin akan ada solusi kedepannya karena pedagang ini baru bangkit dari covid-19 dan ketika saat ini pedagang di hadapkan dengan seng omset yang seharusnya mereka terima ini sangat jauh menurun kita berharap agar kedepannya normal kembali,”ujarnya lagi.

Padahal sudah jelas Perumda Pasar itu, kata MSP, di bawah Pemerintah Kota Palembang maka ketika PJ Walikota memerintahkan untuk segera membuka Pagar Seng maka persoalan akan clear dan ada jalan keluarnya.

“Perumda itu berada di bawah pemerintah kota Palembang kalau kita alurkan secara birokrasi kalau pemerintah kota Palembang buka pagar ini maka persoalannya selesai,”ucapnya.

Ia berharap agar kejadian di pasar Cinde ini jadi pelajaran untuk pemerintah kota Palembang, bukan berarti menolak revitalisasi tapi tidak merusak inti dari bentuk Pasar 16 sendiri yang bisa dilestarikan mempercantik boleh-boleh saja tapi juga tidak menutup para pedagang yang berjualan atas nama revitalisasi menutup pencarian para pedagang di pasar 16.

Sementara, Pemerintah Kota Palembang Ratu Dewa melalui asisten ll bidang ekonomi dan pembangunan Ahmad Zulinto sempat meninjau langsung pasar tradisional 16 Ilir Palembang namun hingga saat ini belum juga ada tindakan nyata.

“Memang perlu duduk satu meja antara pemerintah kota Palembang, PD Pasar dan juga Pedagang,”kata Zulinto.

Ikuti Kami di Google News klik https://news.google.com/publications/CAAqBwgKMPvkpwwwje21BA?hl=en-ID&gl=ID&ceid=ID%3Aen

Tinggalkan Balasan