PPDB
BeritaNasional

Rocky Gerung: Overload Itu Bukan Berat Kendaraan, Tapi Beban Akal Sehat

×

Rocky Gerung: Overload Itu Bukan Berat Kendaraan, Tapi Beban Akal Sehat

Sebarkan artikel ini
Kakorlantas Polri Irjen Pol. Agus Suryonugroho bersama Akademisi Rocky Gerung, di kegiatan Rapat Kerja Teknis (Rakernis) Korlantas Polri yang digelar di The Tribrata Convention Center, Jakarta Selatan, Jumat (13/6/2025).

Jakarta,SuaraMetropolitan Akademisi dan filsuf publik Rocky Gerung kembali mengajak publik berpikir lebih dalam soal keselamatan lalu lintas. Dalam Rapat Kerja Teknis (Rakernis) Korlantas Polri yang digelar di The Tribrata Convention Center, Jakarta Selatan, Jumat (13/6), Rocky tidak sekadar bicara soal aturan, tetapi menyentuh aspek paling mendasar: akal sehat.

“Ini Rakernis yang unik karena ada upaya serius untuk menghasilkan keselamatan paling tidak menurunkan angka kecelakaan. Dan itu menyangkut yang terutama adalah Over Dimension, ukuran yang berlebihan, tonase yang melanggar aturan,” ungkap Rocky.

Menurutnya, banyak kecelakaan lalu lintas bukan hanya disebabkan oleh kondisi teknis, tetapi oleh keputusan manusia yang keliru termasuk dalam memodifikasi kendaraan secara tidak bertanggung jawab.

“Banyak kecelakaan itu disebabkan oleh manusia yang memodifikasi kendaraannya. Apa yang sudah dibuat oleh pabrik, kalau dimodifikasi lagi, itu sama saja kita merekayasa sesuatu yang berbahaya,” lanjutnya.

Ia menekankan bahwa jalan raya seharusnya menjadi ruang yang merefleksikan etika bersama, bukan medan unjuk kekuasaan atau ego.

Baca juga: Kendaraan ODOL Jadi Ancaman, Pemerintah Siapkan Aksi Terpadu

“Saya senang bahwa Pak Agus Suryo mulai menerangkan bahwa keindahan di jalan raya itu adalah bagian dari kemanusiaan. Jadi jalan raya itu jangan dianggap sebagai tempat pameran arogansi, dia justru tempat pameran etika,” kata Rocky.

Lebih dari sekadar edukasi teknis, Rocky mengajak institusi penegak hukum dan publik untuk melihat keselamatan lalu lintas sebagai refleksi kondisi sosial dan psikologis masyarakat.

“Anggota Polisi Lalu Lintas harus dibekali oleh semua ilmu pengetahuan bukan sekadar ilmu berlalu lintas, tapi juga psikologi dan antropologi. Mereka harus paham bahwa kemarahan di jalan raya itu bisa berasal dari dapur yang tidak berasap lagi,” tuturnya.

Menanggapi hal itu, Kepala Korps Lalu Lintas (Kakorlantas) Polri, Irjen Pol Drs. Agus Suryonugroho, S.H., M.Hum., mengapresiasi pendekatan Rocky yang mengangkat dimensi moral dan sosial dalam keselamatan jalan.

Baca juga: Timwas DPR: Jangan Bungkus Kelalaian dengan Kata ‘Sabar’

“Ketika kita bicara problem keselamatan, itu adalah hal yang utama. Hari Keselamatan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan berkaitan dengan keselamatan jiwa baik itu pengguna jalan, jalan yang berkeselamatan, maupun kendaraan yang berkeselamatan,” ujarnya.

Irjen Agus juga menggarisbawahi persoalan Over Dimension dan Overload (ODOL) sebagai tantangan besar yang membutuhkan kerja sama lintas sektor.

“Fenomena Over Dimension dan Overload ini sudah menggurita. Maka dari itu, kami tidak bisa bekerja sendiri. Kami bekerja sama dengan Kementerian Perhubungan dan melibatkan seluruh potensi masyarakat, termasuk akademisi seperti Prof. Rocky Gerung dari sisi filsafat,” terangnya.

Dengan pendekatan menyeluruh, Kakorlantas berharap publik tak hanya sadar hukum, tetapi juga sadar moral.

“Penyelesaiannya harus komprehensif. Harus ada kesadaran bahwa Over Dimension itu melanggar pidana, Overload itu juga pelanggaran. Dan perilaku di jalan raya, seperti yang tadi dikupas dari sisi filsafat, mudah-mudahan dapat membantu menekan angka fatalitas di jalan,” pungkasnya. (*)

Ikuti Kami di Google News klik https://news.google.com/publications/CAAqBwgKMPvkpwwwje21BA?hl=en-ID&gl=ID&ceid=ID%3Aen

Tinggalkan Balasan