Palembang,SuaraMetropolitan
Perekonomian Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) tumbuh stabil sebesar 5,08 persen pada Triwulan III Tahun 2023 (year-on year/yoy). Capaian tersebut jauh melampaui pertumbuhan ekonomi nasional yang hannya 4,94 persen pada kuartal yang sama.
Capaian pertumbuhan ekonomi tersebut menjadi yang tertinggi di Pulau Sumatera. Bahkan jauh menggungguli Provinsi Sumatera Utara yang pertumbuhan ekonominya 4,94 persen dan Kepulauan Riau sebesar 4,88 persen.
Penjabat (Pj) Gubernur Sumatera Selatan (Sumsel) Agus Fatoni melalui Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Provinsi Sumsel Regina Ariyanti menyebut perekonomian Provinsi Sumsel masih didominasi sejumlah sektor. Di antaranya sektor lapangan usaha pertambangan dan penggalian sebesar 27,93 persen diikuti oleh sektor industri pengolahan sebesar 17,34 persen dan sektor pertanian, kehutanan dan perikanan sebesar 13,65 persen.
Baca juga : Pedagang Pasar 16 Ilir Palembang Keluhkan Retribusi Setiap Hari Tanpa Toleransi
“Ketiga lapangan usaha tersebut dalam perekonomian Sumsel mencapai 58,92 persen. Pada triwulan III tahun 2023 sektor lapangan usaha yang mengalami pertumbuhan tertinggi, yaitu penyediaan akomodasi dan makan minum sebesar 12,93 persen, pertambangan dan penggalian sebesar 10,23 persen, dan perdagangan besar dan eceran, dan reparasi mobil dan sepeda motor sebesar 6,25 persen,” ucap Regina di Kantor Bappeda Sumsel, Palembang, Sumatera Selatan, Selasa (7/11/2023).
Perhitungan ekonomi Sumsel dari sisi pengeluaran, dikatakan Regina, konsumsi rumah tangga tumbuh sebesar 4,92 persen hal ini disebabkan oleh meningkatnya pengeluaran konsumsi per kapita sebesar 20,10 persen. Sedangkan pengeluaran dari sisi investasi, Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) juga mengalami pertumbuhan sebesar 2,12 persen, diikuti komponen pengeluaran konsumsi-pemerintah sebesar 1,07 persen.
“Neraca perdagangan Sumatera Selatan pada Triwulan III tahun 2023 mengalami surplus sebesar US$1,19 Miliar atau tumbuh sebesar 41,43 persen (yoy) yang didukung oleh beberapa komoditas unggulan ekspor Sumatera Selatan. Di antaranya, yaitu bahan bakar mineral sebesar 597,63 (juta US$), bubur kayu (pulp) sebesar 281,59 (juta US$), karet dan barang dari karet sebesar 241,99 (juta US$) serta minyak dan gas sebesar 136,07 (US$),” tuturnya.
Baca juga : Tahun 2022 PAD Perumda Pasar Palembang Jaya 150 Juta, Restribusi di Pasar 16 Tujuh Ribu Per Kios
Sementara itu, tingkat kesejahteraan petani di Sumsel semakin membaik. Berdasarkan perkembangan nilai tukar petani di Sumatera Selatan pada Oktober 2023 sebesar 108,05 mengalami kenaikan sebesar 1,96% dibandingkan September 2023 yang sebesar 105,97.
“Peningkatan terjadi pada subsektor tanaman pangan, hortikultura dan tanaman perkebunan rakyat. Produksi padi pada Januari-September 2023 sebesar 2.521.920 ton-GKG atau naik 1,93%, produksi karet untuk SIR 10 dan SIR 20 naik sebesar 0,87 persen (yoy), dan produksi CPO dan palm kernel naik sebesar 227,40 persen (yoy),” ungkapnya.
Regina berharap, pertumbuhan ekonomi di Sumsel dapat mendorong penciptaan lapangan kerja yang berdampak pada penurunan tingkat pengangguran terbuka. Tercatat pada Agustus 2023, penduduk yang bekerja sebanyak 4,40 juta orang, meningkat sebanyak 109,96 ribu orang dari Agustus 2022.
Baca juga : PAD Perumda Pasar Palembang Jaya Terlalu Kecil, Komisi ll Minta Evaluasi Jumlah Pegawai yang Tidak Rasional
“Lapangan pekerjaan yang mengalami peningkatan terbesar adalah Sektor Pengangkutan dan Pergudangan (63,28 ribu orang),” imbuhnya.
Sedangkan untuk tingkat pengangguran terbuka di Sumsel pada Agustus 2023 mengalami penurunan menjadi sebesar 4,11%, dari sebelumnya 4,63% pada Agustus 2022 atau turun sebanyak 19.750 orang.
“Beberapa upaya peningkatan pertumbuhan ekonomi yang dilakukan Pemerintah Provinsi Sumsel sesuai Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2023 antara lain, optimalisasi belanja pemerintah baik yang bersumber dari APBN maupun APBD,” jelasnya.
Sedangkan upaya lainnya Pemprov Sumsel mendorong pemerataan infrastruktur yang merata dan percepatan Proyek Strategis Nasional (PSN) seperti Jalan Tol Palembang-Betung Jambi, Daerah Irigasi Lematang, Daerah Irigasi Lempuing, Bendungan Tiga Dihaji, Pelabuhan Palembang Baru di Tanjung Carat.
“Optimalisasi produktivitas sektor pertanian dan perkebunan. Mendorong peningkatan investasi, Hilirisasi Sumber Daya Alam dan pengembangan UMKM agar naik kelas,” ucap Regina. (Y.R)