Jakarta,SuaraMetropolitan – PT PLN Nusantara Renewables (PLN NR), anak perusahaan dari PT PLN Nusantara Power (PLN NP), terus memperkuat peran strategisnya dalam pengembangan pembangkit energi baru terbarukan (EBT) di Indonesia. Sejak didirikan pada 18 Desember 2015, PLN NR telah menjadi ujung tombak investasi pembangkit listrik swasta berbasis EBT, dan menunjukkan komitmen kuat untuk masa depan energi hijau Indonesia.
Dengan aset lebih dari 8 triliun rupiah, PLN NR telah berhasil mewujudkan beberapa proyek monumental, termasuk PLTU Jawa 7 dengan kapasitas 2 x 1.000 MW yang merupakan PLTU terbesar pertama di Indonesia dengan teknologi Ultra Super Critical yang ramah lingkungan.
Tidak berhenti di situ, perusahaan yang baru saja bertransformasi dari PJB Investasi menjadi PLN NR pada tahun 2024 ini kembali membuat gebrakan melalui PLTS Terapung Cirata berkapasitas 145 MWac setara 192 MWp, proyek pembangkit terapung terbesar di Asia Tenggara sekaligus terbesar ketiga di dunia saat ini.
PLN NR juga menunjukkan kinerja keuangan yang kuat dengan membukukan laba bersih sebesar Rp 790 miliar pada tahun 2023, dimana sebagian besar pendapatan berasal dari laba bersih JVC sebesar Rp 776,7 miliar. Portofolio investasi perusahaan mencapai total 3.210 MW, dengan 2.145 MW telah beroperasi, 895 MW dalam tahap konstruksi, dan 170 MW dalam tahap pengembangan.

Kerjasama internasional menjadi salah satu strategi PLN NR dalam pengembangan pembangkit, dengan mitra seperti CHN Energy untuk PLTU Jawa 7, Masdar untuk PLTS Terapung Cirata, TotalEnergies untuk PLTB Tanah Laut, SembCorp untuk PLTS IKN, serta GD Power Development untuk PLTS Terapung Karangkates.
Direktur Utama PLN Nusantara Power, Ruly Firmansyah menyatakan pembentukan PLN NR sebagai anak Perusahaan merupakan langkah strategis yang diambil untuk mengatasi keterbatasan pendanaan eksternal akibat Perjanjian Ikatan Global PT PLN (Persero).