Palembang,SuaraMetropolitan – Pandangan Sosiolog Dr. Wijaya terhadap dinamika pemilihan Walikota Palembang (Pilwako) semakin mendekat peta politik masih terus berubah-ubah. Dr Wijaya berpendapat figur sebelumnya tidak pernah muncul ke Publik tapi tiba-tiba muncul bahkan jadi kandidat yang cukup di perhitungkan dan sebaliknya justru yang sudah duluan Narsis lewat Baliho malah terancam gagal karena masih kurangnya partai pengusung.
“Para Kandidat yang benar-benar ingin maju mencalonkan diri jadi Walikota Palembang jangan hanya Narsis lewat Baliho saja,”katanya saat dimintai pendapat oleh wartawan, Sabtu (03/08/2024).
Seperti saat ini, yang hampir bisa di pastikan untuk mendaftar di KPU Pasangan Yudha Pratomo – Baharuddin dan Fitriyanti Agustinda – Nandriani. Yang sudah Narsis duluan lewat Baliho justru terancam gagal maju di Pilwako.
“Kita semua sudah tahu Pasangan Yudha -Bahar 11 Kursi, didukung Partai Demokrat dan PKS, Pasangan Fitri-Nandriani 18 Kursi, didukung Partai Nasdem, PAN dan PKB,”ujarnya.
“Tapi saya rasa masyarakat juga sudah tidak asing lagi dengan sosok seperti Ratu Dewa, M.Hidayat, Akbar Alfaro, Charma Apriyanto, padahal mereka ini cukup potensial tapi sayangnya kita belum melihat kepastiannya apakah mereka bisa juga memenuhi syarat 20 persen kursi parlemen untuk mendaftar ke KPU menjadi Cawako-Cawawako,”Ujarnya lagi.
Ratu Dewa-Prima Salam mendapatkan dukungan dari Partai Gerindra meski belum cukup masih kurang dua Kursi. saat ini tinggal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) merapat ke mana, apakah ke Golkar atau ke Gerindra.
Baca juga: Terlalu Padat, Car Free Day dan Tempat Berjualan di Kawasan Kambang Iwak akan Ditata Kembali
“Saya melihat yang paling seksi saat ini PDIP yang belum tentukan pilihan, apakah PDIP akan mendukung Ratu Dewa-Prima Salam, atau berani memajukan kader sendiri dengan Berduet bersama Golkar itu yang masih menjadi teka-teki di kalangan masyarakat,”ulasnya.
Sementara lanjut Wijaya, kita ketahui bersama syarat maju kepala Daerah minimal 20 persen kursi parlemen, sama dengan syarat maju Pilpres. Maka dari itu tidak cukup hanya Narsis lewat Baliho saja, tetap butuh Partai Politik untuk Mengusung.
“Memang Politik itu sering kali Dinamis, tapi narsis lewat baliho dan bikin konten di medsos saja tidaklah cukup ,”pungkasnya. (Fera)